PESMA - Di tengah gemuruh politik menjelang pemilihan Tim Formatur Organisasi Santri Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang (OSPAM) untuk periode 2024-2025, lima kandidat utama terlibat dalam debat panas yang memukau. Dalam debat yang berlangsung di Aula Warintek tersebut, tema yang diangkat adalah "Tantangan dan Solusi: Peran Tradisi Pesantren dalam Mempertahankan Keamanan, Kenyamanan, dan Karakter Santri". (9/5).
Para kandidat yang berlaga dalam ajang ini adalah Muhammad Iqbal Susanto, Ahmad Naubal, Umeirsyah, Mohammad Iqbal Fanani, Galang Faisal Iqbal Subchaniyah, dan Aditya Bima Kurniawan. Mereka bertarung dengan gagasan-gagasan cemerlang mengenai bagaimana pesantren dapat menjadi pilar yang kuat dalam menjaga stabilitas, kenyamanan, dan karakter santri.
Muhammad Iqbal Susanto, membuka debat dengan menyoroti pentingnya infrastruktur yang mendukung keamanan dan kenyamanan santri. "Dengan fasilitas yang memadai, pesantren dapat berperan secara optimal dalam membentuk karakter dan menjaga keamanan santri," tegasnya.
Sementara itu, Ahmad Naubal, menawarkan gagasan tentang bagaimana memberikan kenyamanan bagi santri. "Dengan situasi kemar yang bersih, kegiatan pondok yang menarik maka santri akan merasa nyaman," ujarnya penuh semangat.
Namun, Umeirsyah, menekankan bahwa tradisi pesantren adalah warisan yang tak ternilai. "Kita harus memelihara nilai-nilai yang telah terbukti menjaga keamanan, kenyamanan, dan karakter santri," tandasnya sambil mengutip pepatah kuno tentang kearifan lokal.
Mohammad Iqbal Fanani, seorang pemikir muda dengan ide-ide segar, memaparkan solusi kreatif dengan menggabungkan pendekatan tradisional dan modern. "Kita bisa menggali potensi pesantren sebagai pusat pengembangan karakter, dan membuka diri," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Tidak ketinggalan, Galang Faisal Iqbal Subchaniyah, menyoroti pentingnya memberdayakan ekonomi internal sebagai bagian pendukung secara finansial kegiatan santri. "Pesantren harus menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi internal, sehingga mampu menciptakan stabilitas yang berkelanjutan," tegasnya.
Di sisi lain, Aditya Bima Kurniawan, menekankan pentingnya integrasi pesantren dengan masyarakat luas. "Pesantren harus menjadi bagian integral dari kehidupan pesantren untuk dapat berperan secara efektif," ungkapnya.
Debat ini menjadi momen krusial bagi para pemilih OSPAM, yang akan menentukan arah dan visi masa depan organisasi. Dalam suasana persaingan yang ketat, para kandidat berusaha memberikan yang terbaik untuk membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin yang pantas memimpin peran penting pesantren dalam mempertahankan keamanan, kenyamanan, dan karakter santri. Siapakah yang akan muncul sebagai pemenang di pemilihan nanti? Kita tunggu hasilnya!