Al-Hikam (AMC.) - Pada sore yang dibalut langit senja, tepat pada hari Kamis (05/06/25) atau 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah, Masjid Al-Ghozali Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang menjadi saksi bisu sebuah pertemuan yang tak biasa. Di tengah hiruk-pikuk dunia, kami berkumpul dalam kesyahduan, menyambut hari Arafah dengan hati yang penuh harap. Meski kaki tak sampai ke tanah suci, kami berusaha menghadirkan jiwa di Arafah, memohon ampun dan kasih dari Sang Pemilik Hidup.
Acara dimulai dengan suasana khidmat menjelang senja. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an membuka tirai langit batin kami, membawa ketenangan di antara jiwa-jiwa yang mungkin selama ini terlalu sibuk dengan urusan dunia. Lantunan suci yang menggema dari suara Saudara Sulthon Hadi (Santri Angkatan 2023) seolah menjadi undangan untuk kembali kepada Tuhan.
Setelah itu, Ibu Nyai Hj. Mutammimah Hasyim menyampaikan sambutan. Dengan tutur kata yang lembut namun dalam, beliau mengajak kami untuk merenung tentang makna pengorbanan, keikhlasan, dan pentingnya kembali menata hati. Dalam suasana yang tenang, setiap kalimat beliau terasa menembus ruang pikir dan hati, menegaskan bahwa Arafah bukan hanya lokasi, tetapi juga kondisi jiwa yang penuh makna.
Memasuki inti acara, istighosah dipimpin oleh Kepala Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Ustadz H. Nurcholis. Suara dzikir yang dilantunkan bersama-sama seakan membelah langit. Lafaz istighfar mengalir tanpa jeda, membawa air mata jatuh tanpa malu. Setiap suara, setiap getaran kalimat, adalah jeritan hati yang ingin kembali didekap oleh kasih-Nya. Dalam istighosah itu, kami belajar kembali menjadi hamba yang lemah, yang berdosa, tapi juga yang selalu dirindukan.
Puncak dari kegiatan sore itu adalah doa bersama yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Hikam Malang, KH. Muhammad Nafi’ secara live zoom dari padang Arafah. Suaranya yang mengalir dari tanah suci menembus batas jarak dan waktu, menyatukan hati kami dengan jutaan umat Islam di sana. Doa beliau menjadi pelipur rindu bagi kami yang belum bisa berangkat ke Baitullah. Ia menuntun hati kami untuk berharap kepada bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhirat yang kekal.
Acara kemudian ditutup dengan sederhana, tanpa hingar-bingar. Namun justru dalam kesunyian itulah, terasa betapa agungnya peristiwa yang baru saja kami jalani. Dan setelahnya, kami bersama-sama menunaikan sholat Maghrib berjamaah, menyempurnakan sore itu dalam sujud yang penuh syukur dan keheningan.
Demikianlah Istighosah Arofah 1446 H ini berlangsung dengan khidmat dan haru. Acara ini bukan hanya rangkaian seremonial, tapi perjalanan rohani yang akan kami kenang dalam diam dan doa. Semoga setiap langkah yang kami tapaki sore itu menjadi saksi bahwa meskipun kami jauh dari Arafah, kami dekat di hadapan-Nya.
Penulis: Zahrotul Mufidah
Editor: Muh. Noaf Afgani
Pondok Pesantren Al-Hikam resmi berdiri pada 17 Ramadan 1413 bertepatan dengan 21 Maret 1992. Sebagai pelopor pesantren khusus mahasiswa, lembaga pendidikan Islam ini memiliki tujuan memadukan dimensi positif perguruan tinggi yang menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dimensi positif pesantren yang akan menjadi tempat penempaan kepribadian dan moral yang benar. 
