Malang, (24/01/25) – Dalam khutbah Jumat yang penuh makna, Dr. Rosidin selaku khatib mengajak jamaah untuk merefleksikan pentingnya memahami kehidupan sebagai kombinasi antara usaha manusia (sebab) dan kuasa Allah SWT sebagai penyebab. Mengutip ayat pertama dari Surat Al-Isra, beliau menyampaikan bahwa hidup membutuhkan usaha, tetapi tak boleh melupakan kuasa Allah SWT sebagai sumber segalanya.
Dengan penuh hikmah, Dr. Rosidin menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan dalam memadukan usaha dengan tawakal. Di rumah, beliau mendapatkan dukungan dari Sayyidah Khadijah, istri tercintanya, yang memberikan ketenangan batin. Namun, di luar rumah, Rasulullah harus menghadapi berbagai tantangan dan hinaan, yang kemudian diimbangi dengan perlindungan dari pamannya, Abu Thalib. "Hidup itu butuh sebab, tapi jangan pernah lupa kepada Sang Penyebab," tegasnya.
Beliau memberi contoh nyata dari kehidupan Rasulullah SAW, yang selalu berusaha keras di tengah dukungan dan tantangan yang dihadapinya. Di rumah, beliau mendapatkan ketenangan dari Sayyidah Khadijah, sementara di luar rumah, beliau menghadapi berbagai rintangan dengan perlindungan dari Abu Thalib yang merupakan paman beliau.
Lebih jauh, dosen STAI Ma’had Aly Al-Hikam ini menekankan pentingnya manajemen waktu dalam kehidupan. Menurutnya, waktu adalah modal utama manusia yang harus digunakan secara produktif. Beliau mencontohkan, investasi waktu untuk ibadah seperti salat atau introspeksi diri melalui puasa dapat menjadi bekal berharga di dunia maupun akhirat. "Ada yang menggunakan waktu untuk hal konsumtif, tetapi ada juga yang menjadikannya produktif. Mari kita gunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat," ujar nya.
Khutbah ini juga menjadi pengingat bahwa iman harus menjadi landasan utama dalam memahami syariat Islam. Beliau menjelaskan bahwa meskipun ajaran Islam sesuai dengan akal sehat, iman tetap harus diutamakan. "Akal berfungsi untuk mengokohkan iman, bukan untuk merusak," tambahnya. Dalam konteks ini, Dr. Rosidin mengajak jamaah untuk mendahulukan keimanan ketika dihadapkan pada hal-hal yang sulit dipahami secara logis.
Tak hanya itu, Dr. Rosidin juga mengajak jamaah untuk meneladani para nabi sebagai panduan hidup. Beliau menyebutkan delapan nabi yang memiliki keistimewaan masing-masing, seperti Nabi Yusuf dalam bidang ekonomi, Nabi Yahya dalam akhlak, dan Nabi Musa dalam politik. "Para nabi adalah prototipe yang dapat kita jadikan navigasi dalam hidup. Apa yang mereka lakukan adalah pelajaran terbaik yang diabadikan dalam Al-Quran.
Disadur dari Khutbah Jumat Dr. Ust. Rosidin, M.Pd., (Pengajar di Pesma Al-Hikam dan Dosen STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang)