header-int

Khutbah Jumat: Hikmah Ziarah Kubur dan Keistimewaan Syaban

Kamis, 20 Feb 2025, 23:09:02 WIB - 77 View
Share

Malang - (14/02/2025) - Dalam khutbah Jumatnya di Masjid Al-Ghozali, Ustaz Anwar menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT serta mengambil hikmah dari tradisi Islam, salah satunya ziarah kubur. Beliau menegaskan bahwa ibadah, baik yang bersifat ritual maupun sosial, harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari agar umat Muslim memperoleh keberkahan.

Ustaz Anwar membuka khutbah dengan mengingatkan jamaah bahwa saat ini umat Islam masih berada di bulan Sya'ban, yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam kalender Islam. Bulan ini disebut juga sebagai bulan ruwah dalam budaya masyarakat Jawa, karena banyak digunakan untuk mendoakan leluhur dan mengirim doa bagi mereka yang telah meninggal.

Beliau menekankan bahwa tradisi ini memiliki dasar yang kuat dalam Islam. Sesuai dengan kaidah Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah – hendaknya kita melestarikan tradisi yang baik dari masa lalu, dan jika ada hal yang lebih baik di masa kini, maka kita harus mengikutinya. Ziarah kubur bukan hanya sebuah kebiasaan turun-temurun, tetapi juga merupakan praktik yang dianjurkan dalam Islam.

Salah satu aspek utama yang dibahas dalam khutbah ini adalah hikmah yang dapat diambil dari ziarah kubur. Ustaz Anwar menjelaskan bahwa menurut Imam Nawawi Al-Bantani, ada empat manfaat utama dari tradisi ini: mengingat kematian, meningkatkan ketaqwaan, mendoakan untuk ahli kubur, dan dapat mengambil sebuah inspirasi kehidupan dari Perjuangan Ulama dan Orang Saleh.

Selain sebagai ibadah, ziarah kubur juga menjadi salah satu cara untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal (birrul walidain). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa meskipun orang tua telah wafat, seorang anak tetap bisa menunjukkan bakti dengan mendoakan mereka serta menjalin silaturahmi dengan sahabat dan kerabat mereka. Ustaz Anwar mengajak jamaah untuk tidak melupakan jasa-jasa orang tua mereka.

Di akhir khutbahnya, Ustaz Anwar menekankan pentingnya ilmu dalam menjalankan ibadah. Ia mengingatkan bahwa keyakinan terhadap keutamaan Ramadhan harus disertai dengan pemahaman yang benar agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam beribadah. Beliau menceritakan kisah nyata yang pernah terjadi di Indonesia, di mana ada seorang pejabat yang meresmikan jembatan, tetapi dalam hitungan menit, jembatan tersebut runtuh.

Hal ini terjadi bukan karena niat yang buruk, tetapi karena kurangnya ilmu dalam membangun konstruksi yang benar. Demikian pula dalam beribadah, tanpa ilmu yang cukup, seseorang bisa terjerumus dalam kesalahan. Beliau memberikan contoh lain tentang seseorang yang belum melunasi hutang puasanya selama dua tahun karena selalu hamil dan menyusui. Padahal, selama 11 bulan setelah melahirkan, ada cukup waktu untuk mengganti puasanya. Ini menunjukkan bahwa keimanan harus disertai dengan ilmu agar ibadah dapat dilakukan dengan benar dan tidak tertunda tanpa alasan yang jelas.

Sebagai penutup, Ustaz Anwar mengajak jamaah untuk memanfaatkan bulan Sya'ban dengan berbagai amal saleh sebagai persiapan menyambut bulan Ramadhan. Ia menegaskan bahwa bulan ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah, mulai dari memperbanyak membaca Al-Qur’an, melaksanakan sholat sunnah, hingga memperbanyak doa dan zikir.

"Bulan Sya'ban adalah kesempatan bagi kita untuk membersihkan diri sebelum masuk bulan Ramadhan. Jika kita sudah membiasakan ibadah sejak sekarang, maka di bulan Ramadhan nanti kita bisa menjalankannya dengan lebih ringan dan penuh keikhlasan," pungkasnya.

Khutbah ini diakhiri dengan doa agar Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada umat Islam dalam menjalankan ibadah dengan istiqamah dan mendapatkan keberkahan di bulan yang mulia ini. Dengan pesan-pesan penuh hikmah yang disampaikan, jamaah diharapkan dapat lebih memahami makna ketakwaan, memperbaiki ibadah, dan memanfaatkan bulan Sya'ban dengan sebaik-baiknya.

 

Disadur dari Khutbah Jumat Ust. Drs. H. Anwar Sa'dullah, M.PdI. (Dosen Fakultas Agama Islam UNISMA dan Pengajar di Pesma Al-Hikam Malang)

AL-HIKAM Pondok Pesantren Al-Hikam resmi berdiri pada 17 Ramadan 1413 bertepatan dengan 21 Maret 1992. Sebagai pelopor pesantren khusus mahasiswa, lembaga pendidikan Islam ini memiliki tujuan memadukan dimensi positif perguruan tinggi yang menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dimensi positif pesantren yang akan menjadi tempat penempaan kepribadian dan moral yang benar.
© 2016 - 2025 Pesantren Al-Hikam Malang Follow Pesantren Al-Hikam Malang : Facebook Twitter Linked Youtube