Malang, (17/1/25) – Dalam khutbah Jumat di Masjid Al-Ghozali, Ustaz Nur Cholis, S.Sos., mengajak jamaah untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Beliau menegaskan bahwa seluruh nikmat yang diberikan Allah kepada manusia merupakan karunia yang harus disyukuri, agar nikmat tersebut terus bertambah dan tidak diganti dengan azab.
Mengutip Surat Az-Zariyat ayat 56, Ustaz Nur Cholis menyampaikan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam penjelasannya, ibadah tidak hanya sebatas ibadah mahdoh seperti salat, zakat, dan puasa, tetapi juga mencakup ibadah ghairu mahdoh, yakni seluruh aktivitas yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti menolong sesama atau sekadar memberikan senyuman. “Ibadah bukan hanya kewajiban, tetapi juga kebutuhan yang membawa kebahagiaan bagi pelakunya,” jelas beliau.
Namun, beliau juga mengingatkan jamaah agar selalu memperhatikan kualitas ibadahnya, karena diterima atau tidaknya amal ibadah akan menentukan kedekatan seseorang dengan Allah SWT. Dalam khutbahnya, Ustaz Nur Cholis mengutip kitab Tanbihul Ghafilin karya Syekh Abu Laits As-Samarkandi, yang menyebutkan empat syarat utama agar ibadah diterima oleh Allah:
Yang pertama adalah ilmu. Penting bagi setiap Muslim untuk memahami ilmu sebelum melaksanakan ibadah, sehingga pelaksanaan ibadah tersebut sesuai dengan syariat. Tanpa ilmu, ada risiko bahwa ibadah yang dilakukan bisa menjadi batal atau bahkan tidak sah.
Kedua, niat yang benar. Rasulullah SAW telah menegaskan dalam sabdanya, "Innamal a'malu bin niyat" yang berarti bahwa segala amal perbuatan bergantung pada niatnya. Niat yang benar menjadi pondasi utama yang memberikan nilai pada ibadah seseorang, menjadikannya lebih bermakna di sisi Allah SWT.
Ketiga, kesabaran. Dalam proses menjalankan ibadah, kesabaran adalah hal yang sangat dibutuhkan. Godaan dan tantangan sering kali muncul, dan hanya dengan kesabaran seseorang dapat tetap istiqomah dalam ibadahnya. Kesabaran menjadi kunci untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan dalam amal kebaikan.
Terakhir adalah ikhlas. Setiap ibadah harus dilandasi dengan niat yang tulus, semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Amal yang dilakukan dengan ikhlas akan memiliki nilai yang tinggi di sisi-Nya, sementara amal yang dilakukan demi pujian atau imbalan dari manusia tidak akan memiliki makna sejati.
Beliau menutup khutbah dengan doa agar jamaah senantiasa diberi ilmu yang bermanfaat, niat yang tulus, kesabaran yang kokoh, dan keikhlasan yang murni dalam menjalankan ibadah. “Mudah-mudahan Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita hamba-Nya yang bertakwa,” pungkas Ustaz Nur Cholis.
Disadur dari Khutbah Jumat KH. Nur Cholis, S.Sos., (Kepala Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang)