Al-Hikam (AMC.) - Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang menggelar acara syawir tematik bertajuk "Visi Politik Kaum Santri" yang menghadirkan politisi Fairouz Huda, sebagai pembicara utama. Syawir ini dilaksanakan pada Senin, 8 Juli 2024 bertepatan di aula perpustakaan pesantren. Acara syawir tersebut menjadi penting karena di Indonesia akan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah secara nasional, termasuk kota Malang.
Syawir ini merupakan kegiatan yang dirancang sebagai usaha meningkatkan pemahaman tentang politik yang diikuti seluruh santri Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang yang berstatus mahasiswa/i. Dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman santri tentang politik inilah, diharapkan mereka tidak bersifat apatis terhadap politik dan dapat memilih pemimpin yang terbaik untuk bangsa.
Dalam kesempatan itu, politisi Fairouz Huda yang akrab di sapa Kak Fai sebagai bakal calon wakil wali kota Malang memberikan pandangannya tentang bagaimana kaum santri menjadi elemen yang penting bagi kemajuan kota Malang. Karena beliau dengan visinya yang menjadikan kota Malang sebagai kota wisata menganggap bahwa peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika kehidupan mahasiswa menjadi semakin signifikan. Menurutnya, mahasiswa merupakan salah satu segmen pasar yang potensial untuk wisata edukasi dan wisata minat khusus. Dari situlah pastinya pajak yang dihasilkan dari sektor pariwisata akan naik dan juga dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan layanan publik yang notabenenya arus urbanisasi sangat deras di kota ini, karena banyaknya mahasiswa yang sedang menempuh studi lanjut disini.
"Bagi kami, terutama saya mengenai acara syawir kali ini membuat cara pandang saya terhadap wawasan politik menjadi lebih terbuka yang dimana hal tersebut merupakan suatu hal yang urgent, karena dengan politik itu sendiri kita dapat mewujudkan kebaikan dan keadilan (kemaslahatan umat) dengan berbagai ilmu manajemen didalamnya." ~M. Iqbal Susanto, Ketua Umum Ospam Pesma Al-Hikam Malang periode 2024-2025.
Santri Al-Hikam merupakan Mahasiswa yang sedang menempuh studi di bangku kuliah sembari mengaji di pondok pesantren. Setelah lulus, mereka diharuskan untuk menyebarkan pengetahuan mereka ke mana pun dan kapan pun mereka bisa. Ada yang menjadi guru, penceramah, tentara, pejabat, dll. Ketika santri berpartisipasi dalam politik dan menjadi pejabat, kebijakan yang dibuat atau diputuskan akan berdasarkan ajaran yang diajarkan di pesantren, sehingga menguntungkan umat. Oleh maka dari itu, Alm. K.H. Ahmad Hasyim Muzadi selaku pendiri pesantren mahasiswa Al-Hikam pernah berpesan, bahwa para santrinya tidak boleh buta terhadap politik yang sedang terjadi.
Penulis: Muh. Noaf Afgani