header-int

Tapak Tilas Kisah Lampau dibalik 17 Ramadhan

Senin, 03 Mei 2021, 22:18:02 WIB - 553 View
Share

Hmmm,,,, Ramadhan

       Setelah berada di bulan ramadhan, kini tak terasa kita telah menginjak hari yang mulia dalam bulan suci ini, yaitu hari ke-17. Pada hari itu  terdapat sejarah besar yang dikenal dengan sebutan “nuzulul qur’an”. Mengingat  penting dan bersejarahnya hari mulia tersebut hingga diabadikan tiap tahunnya maka, dirasa perlu untuk mengulas kembali apa yang terjadi di waktu silam tepatnya pada 17 ramadhan itu hingga bisa dikenal dengan sebutan “nuzulul qur’an”.

       Salah satu ayat al-qur’an yang menyinggung penurunan al-qur-an ialah Qs. Al-baqarah :185

     “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

 

      Nuzulul qur’an yang secara harfiah memiliki arti turunya al-qur’an adalah istilah yang merujuk pada peristiwa penting alqur’an. Dalam arti kata lain ialah proses turunnya al-qur’an dari Allah pada rasulullah melewati lauh mahfuzh, kemudian ke baitul izzah di langit dunia. Peristiwa ini berupa wahyu melalui perantara malaikat jibril dan dengan cara berangsur-angsur kurang lebih selama 23 tahun. Maka, dalam pengertian diatas, dapat dilihat bahwa al-qur’an diturunkan Allah  dalam 3 fase yaitu ; 

  1. Diturunkan sekaligus ke laul mahfuzh

  2. Diturunkan ke baitul izzah di langit dunia

  3. Diturunkan ke nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur

       Ayat yang pertama kali turun menurut jumhur ulama dan kuat berdasarkan hadist riwayat bukhari dan muslim dari Aisyah Ummul Mu’minin adalah lima ayat pertama surat al-alaq. Kapankah kelima ayat tersebut diturunkan ? Menurut para mufassir dan ulama ulumul qur’an, lima ayat tersebut turun pada 17 ramadhan yang disimpulkan berdasarkan surat al-anfal :41.

                                     

    “ Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

      Yang dimaksut al-furqon ialah hari jelasnya kemenangan orang islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peperangan badar, pada hari jum’at 17 ramadhan tahun ke-2 hijriyah. Maka, mengacu pada tanggal itulah para mufassir menentukan tanggal turunnya al-qur’an pertama kali yang kemudian dikenal dengan nama nuzulul qur’an. Melalui kesepakatan ulama tersebut, masyarakat pun mengikutinya dan bahkan memperingatinya. 

       Adapun  cara penyampaian  saat menuju rosul telah Allah jelaskan dalam qur’an itu sendiri yang diantaranya melalui perantara wahyu, sebagaimana firman-NYA dalam surat asy-syura:5.

      "Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha tinggi, Maha bijaksana."

     Para mufassir mengklasifikasikan cara turunnya wahyu kedalam 3 macam :

  1. Menerima pemberitahuan dari Allah dengan cara memberi wahyu, tanpa melalui perantara. Maksutnya ialah mimpi yang tepat dan benar (al-ru’yah al-shodiqoh), seperti nabi Ibrahim pernah menerima perintah menyembelih putranya (nabi ismail) melalui mimpi. Peristiwa ini diungkap dalam al-qur’an Qs. Al-shaffat:102.

  2. Mendengar firman Allah dibalik tabir, seperti yang dialami nabi musa ketika menerima pengangkatannya sebagai nabi. Peristiwa ini disebutkan dalam Qs. Thaha:11-12.

  3. Penyampaian wahyu melewati perantara jibril yang didalam al-qur’an disebut “Ruhul Amin”, seperti yang dialami nabi Muhammad ketika menerima wahyu al-qur’an yang dibawa oleh jibril kedalam hati beliau.

Malaikat jibril sendiri mendatangi rosul dengan berbagai bentuk seperti gemerincing lonceng, menyamar menjadi sosok laki-laki, dan menampakkan wujud asli.

        Seperti yang diketahui, wahyu sendiri diturunkan secara bertahap mengikuti berbagai peistiwa. Ternyata, Allah telah menyiapkan hikmah besar dibaliknya.  Adapun hikmah diturunkannya al-qur’an secara berangsur-angsur ialah sebagai berikut :

  1. Untuk menguatkan hati rosul dalam menerima, menyampaikan kalam Allah kepada umat manusia dan juga  dalam hal menerima celaan dan tantangan orang-orang kafir

  2. Merupakan mukjizat bagi nabi untuk menjawab dan mematahkan tantangan orang-orang kafir

  3. Memudahkan rosul untuk membacakannya pada umat dan memberi contoh dalam pelaksanaannya

  4. Memudahkan umat pada masa itu untuk menghafal, mencatat, dan memahami al-qur’an

  5. Memberi pengaruh besar bagi proses dakwah dengan menjadi solusi problematika masyarakat

  6. Bukti yang pasti bahwa al-qur’an diturunkan yang Maha bijaksana dan terpuji, bukan rekayasa rosul

  7.  Mengetahui naskh dan Mansukh ayat, Dan sebagianya…

           Ternyata benar, dibalik suatu keberhasilan besar terdapat perjuangan seseorang yang tak kenal lelah dengan usaha yang maksimal, itulah nabi terakhir umat islam Rosululloh SAW. Peran beliau sangat berpengaruh dalam hadirnya al-qur’an ditengah-tengah kita yang mana menjadi kitab suci pedoman dalam menjalani kehidupan sesuai tuntunan syariat. Maka, alangkah baiknya usaha terbaik yang bisa kita lakukan ialah dengan bersyukur. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan seperti menjaga al-qur’an dengan terus mempelajarinya, mengingat perjuangan rosul  berdoa atas beliau, dan sebagainya.

       Maka, momen nuzulul qu’an perlu diabadikan dan diingat suapaya kita terdorong untuk lebih bersemangat dalam mempelajari qur’an dan mencintai rosul akan perjuangannya. Semoga kita termasuk kedalam umat yang diberi syafa’at oleh Rosulullah SAW di hari akhir kelak. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin,,,,,


 

Sumber : 1. Kuliah Ulumul Qur’an Karya Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A.

                2.  Pengantar Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadist Karya Dr. Abdul Wahid, M.Ag dan

                     Muhammad Zaini, M.Ag 

AL-HIKAM Pondok Pesantren Al-Hikam resmi berdiri pada 17 Ramadan 1413 bertepatan dengan 21 Maret 1992. Sebagai pelopor pesantren khusus mahasiswa, lembaga pendidikan Islam ini memiliki tujuan memadukan dimensi positif perguruan tinggi yang menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dimensi positif pesantren yang akan menjadi tempat penempaan kepribadian dan moral yang benar.
© 2016 - 2024 Pesantren Al-Hikam Malang Follow Pesantren Al-Hikam Malang : Facebook Twitter Linked Youtube